menulis blog

Satu hal yang paling saya syukuri dari diri saya adalah bahwa saya dianugerahi kemampuan menulis. Dengan anugerah ini, saya menjalani pekerjaan saya sebagai agen asuransi dengan cara yang sangat nyaman.

Lazimnya, pekerjaan ini dilakukan dengan cara menghubungi orang-orang untuk membuat janji temu, lalu keluar rumah untuk menemui beberapa orang setiap hari. Tapi saya cukup duduk di rumah, menulis untuk blog, dan calon nasabah ataupun calon agen muncul sendiri menghubungi saya melalui telepon, WA, atau email. Tugas saya adalah melayani permintaan mereka, menjawab pertanyaan, dan mengirimkan penawaran. Jika calon nasabah setuju dengan penawaran saya, barulah saya keluar rumah untuk menemui mereka. Untuk calon agen, terkadang tanpa bertemu pun mereka mau bergabung dengan saya.

Dengan demikian, saya mengalami penolakan yang lebih minim dibandingkan agen asuransi pada umumnya. Itu sisi positifnya. Sisi negatifnya ada juga, yaitu kemungkinan mental saya jadi kurang teruji dibandingkan agen yang mengalami penolakan setiap hari.

Bagaimana hasilnya?

Saya menjadi agen asuransi sejak akhir tahun 2011 dan masih menjalaninya sampai sekarang (2024). Saya fokus sejak awal, tidak ada pekerjaan lain. Artinya, pekerjaan ini dapat menghidupi saya dan keluarga. Saya juga bisa membeli rumah, kendaraan (mobil dan motor), beberapa kali jalan-jalan ke luar negeri, dan bisa mengirim uang untuk orangtua setara gaji UMR setiap bulan, hingga membantu beberapa saudara.

Ada pun blog yang menjadi tempat saya berjualan asuransi, mulanya myallisya.wordpress.com, lalu wordpress-nya saya hilangkan (blog ini sudah saya tutup), lalu  diganti dengan asuransibiru.com, selanjutnya ditambah blog asuransiperjalanan.online, dan setelah pindah ke Manulife saya membuat blog asuransihijau.com.

Saya merasa tidak berbakat dalam menjual, tapi saya bisa menuangkan ide-ide saya dalam bentuk tulisan. Jadi yang saya lakukan hanya menulis tentang asuransi, dan biarlah tulisan-tulisan itu yang melakukan tugas menjual untuk saya.

Modal saya adalah keterampilan menulis yang sudah saya asah sejak masih kuliah. Dulu cita-cita saya menjadi penulis buku dan pengarang novel. Tapi rupanya saya hanya setengah tekun, sehingga hasilnya hanya setengah buku dan setengah novel, sedangkan penerbit maupun pembaca hanya menerima buku dan novel yang utuh.

Saya tidak lagi bercita-cita menulis buku ataupun menulis novel. Semua tulisan saya biar saya taro di blog saja, termasuk blog ini (asepsopyan.net).

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. “Nikmat yang mana lagikah yang engkau dustakan?” []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *