Cerita-cerita silat populer pada umumnya ditulis oleh para pengarang masa lampau yang sudah wafat, seperti Chin Yung, Khu Lung, Kho Ping Hoo, Bastian Tito. Karya-karya mereka bertebaran di internet dan tanpa bisa dihindari bebas diunduh oleh siapa pun tanpa perlu bayar (termasuk di blog ini). Hanya ucapan terima kasih tak terhingga yang dapat kita haturkan kepada para suhu tersebut.
Namun saat ini, bagi saya sendiri ada satu cerita silat yang masih saya tunggu kelanjutannya, karena ceritanya belum selesai dan pengarangnya masih hidup. Dialah Nagabumi karya Seno Gumira Ajidarma.
Nagabumi sudah terbit sebanyak tiga buku. Buku pertama, Jurus Tanpa Bentuk, terbit tahun 2008. Buku kedua, Buddha, Pedang, dan Penyamun Terbang, terbit tahun 2011. Sedangkan buku ketiga, Hidup dan Mati di Changan, terbit tahun 2019.
Cersil ini mulanya dimuat sebagai cerita bersambung di Suara Merdeka sejak tahun 2007 dan dilanjutkan Jawa Pos sejak tahun 2014, tapi saya tidak tahu apakah cerbung tsb ceritanya sudah selesai atau tidak.
Jadi saya menantikan Nagabumi IV, entah nanti judulnya apa, dan entah akan jadi buku terakhir atau masih ada sambungannya lagi.
Saya sendiri mulanya membaca Nagabumi di Indozone.net untuk buku pertama, lalu mencari buku kedua dan ketiga di internet. Ketemu. Tapi saya tidak akan membagikannya kepada para pembaca sekalian karena ini berkaitan dengan hak cipta yang pengarangnya masih hidup. Saya juga membeli buku versi cetaknya sebagai koleksi. Silakan anda beli bukunya, di market place masih banyak. Atau silakan cari versi pdf-nya di internet.
Nagabumi bercerita tentang seorang pendekar yang tidak pernah mengalami kekalahan dalam usianya yang telah melewati 100 tahun. Latarnya di tanah Jawa zaman pembangunan candi Borobudur (abad ke-8), namun sang pendekar bertualang juga ke Sumatera, Semenanjung Malaya, Tibet, hingga ke China, dan menjadi pendekar tanpa tanding juga di sana.
Tokoh utama yang dijuluki Pendekar Tanpa Nama pernah mengalahkan 100 pendekar sekaligus di usianya yang ke-50 tahun, dan setelah itu menyepi dari dunia persilatan. Cerita dimulai saat kemunculannya kembali di usianya yang ke-100, karena ternyata masih ada orang-orang yang mencarinya untuk balas dendam.
Nagabumi, bagi saya, merupakan cerita silat terbaik dan terbesar dibandingkan semua cersil karya suhu-suhu sebelumnya. Ini adalah mahakarya di atas mahakarya. Ceritanya kompleks. Penggambaran pertarungannya sangat detail dan mendebarkan. Lalu banyak tambahan pengetahuan dengan membaca novel ini. Yang kurang mungkin kisah cinta, ada tapi sekadar saja.
Saya tidak bisa bercerita tentang cersil yang luar biasa ini. Silakan dibaca sendiri. Semoga suhu SGA diberikan kesehatan dan umur panjang untuk menyelesaikan cersil Nagabumi. Aamiin. [Asso]
Ternyata masih ada yg nunggu buku ke empatnya jg ya, semoga SGA masih ingat utk menyelesaikan seri ini
Iya. Smg SGA panjang umur dan sehat..