Hasil gambar untuk puisi amir hamzah padamu juaPADAMU JUA

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu

Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai

Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu—bukan giliranku
Mati hari—bukan kawanku

Puisi Padamu Jua dimuat dalam kumpulan puisi “Nyanyi Sunyi” (terbit pertama 1941). 

Tentang Amir Hamzah

Nama lengkapnya, Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera, lahir dalam lingkungan bangsawan Kesultanan Langkat, Sumatera Timur, pada 28 Februari 1911. Meninggal di Kuala Begumit pada 20 Maret 1946 dalam umur 35 tahun dalam sebuah revolusi sosial Sumatera Timur. Dimakamkan di pemakaman Mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat. Ia bersekolah menengah dan tinggal di Jawa saat pergerakan kemerdekaan. Tahun 1933 mendirikan majalah Pujangga Baru bersama Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana.

Kumpulan puisinya adalah Nyanyi Sunyi (1941) dan Buah Rindu (1937). Ia juga menerjemahkan Stanggi Timur (1939), Bagawat Gita(1933), dan Syirul Asyar (tanpa tahun). Ada yang mencatat ia meninggalkan 160 karya, terdiri dari 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris asli, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa asli, dan 1 prosa terjemahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *