Catatan:

Tulisan di bawah ini adalah salinan dari suara H. Muammar Z.A. dalam kaset Bimbingan Tilawatil Quran Vol I yang berisi pengantar dan disambung tausih lagu bayyâtî. Rekaman asli dapat didengarkan di youtube Kanal Asso. Di sini saya buatkan transkripnya untuk siapa saja yang menggemari seni baca al-Quran. Selamat membaca.

https://youtu.be/aw_rHTZgVjk

Para pendengar dan adik-adik sekalian para peserta yang terhormat.

Marilah sejenak kita pusatkan perhatian kita untuk mengikuti program pembinaan tilawatil Quran. Perlu saya sampaikan bahwa ada beberapa hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kita sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pelajaran seni baca al-Quran ini.

Yang pertama, kita harus bisa membaca al-Quran dengan fasih dan bertajwid. Sebab hal ini merupakan masalah yang pokok. Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis.

Yang kedua, kita harus mempunyai bakat dan juga hobi. Kalau kita mempunyai hobi untuk membaca al-Quran, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa kita dapat berlatih secara kontinyu (istiqamah). Sedangkan dengan bakat yang kita miliki, berarti kita memiliki suara yang bisa dibutuhkan dalam memelajari al-Quran ini, dan juga kita memiliki pernafasan yang cukup.

Yang ketiga, yang tidak kurang pentingnya, sabar dan ikhlas. Kita harus bersabar. Pelajaran ini betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam memelajari seni baca al-Quran ini, kita akan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebabnya adalah bahwa dalam seni baca al-Quran banyak hal-hal yang terkait di dalamnya. Baik dari segi tajwidnya ataupun qiraatnya. Kita perlu memelajari bagaimana pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran.

Kemudian juga kita harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul memelajari seni baca al-Quran ini karena Allah semata. Dari mulai sekarang, coba canangkan ini. Jangan sekali-kali punya tujuan memelajari seni baca al-Quran ini hanya secara keduniawian. Misalnya hanya karena ingin menang dalam MTQ, hanya sekadar mengejar karir, ataupun tujuan-tujuan yang lain. Dengan dasar inilah, ada MTQ ataupun tidak, karena karir ataupun tidak, di mana kita berada dan kapan saja, kita senantiasa memelajari al-Quran.

Para pendengar sekalian, baiklah kita mulai saja pelajaran kita pada seri yang pertama ini.

Perlu saya sampaikan bahwa lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu pokok dalam seni baca al-Quran ini ada tujuh jenis.

  1. Bayyâtî
  2. Shâba
  3. Hijâz
  4. Nahâwand
  5. Ra`ts
  6. Jiharkah
  7. Sika

Dengan demikian, selain lagu-lagu yang tujuh jenis ini dianggap sebagai lagu cabang, yang nantinya akan dipergunakan sebagai variasi dalam membentuk susunan atau komposisi lagu. Di antara lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu cabang, misalnya lagu Nakriz, awsaq, zinjiran, raml, karqouk, dll.

Sekarang, marilah kita menginjak pada lagu yang pertama, yaitu lagu Bayyâtî.

Manakala bayyâtî ini diterapkan sebagai lagu yang pertama dan dalam susunan yang biasa atau susunan formal, lagu bayyâtî biasanya dibawakan dalam beberapa tahap tingkatan nada, dari mulai nada yang paling rendah sampai nada yang paling tinggi. Dalam tatanan seni baca al-Quran, tingkatan nada dikenal ada empat tahap. (1) qarar (rendah). (2) nawa (sedang). (3) jawab (tinggi). (4) jawabul jawab (sangat tinggi).

Untuk memberikan gambaran bagaimana jenis lagu bayyâtî, bagaimana jenis lagu shâba, dan lagu-lagu lain, diterapkan dalam syair (taushih). []

 

Tentang Muammar ZA

Muammar ZA

Muammar Zainal Asyikin (lahir 14 Juni 1954), biasa disingkat Muammar ZA, adalah seorang qari legendaris asal Indonesia yang dikenal secara internasional.

Muammar ZA memenangkan banyak lomba pembacaan al-Quran yang dikenal dengan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) pada tahun 1980an di Indonesia maupun di luar negeri. Dan sejak itu beliau menginspirasi banyak generasi muda Muslim untuk menekuni seni baca Alquran.

H Muammar membuat materi bimbingan tilawatil quran yang direkam dalam kaset pita, dan menjadi bahan belajar bagi para qari generasi selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *