Catatan: Tulisan ini dimuat tanggal 13 Oktober 2013 di blog saya sebelumnya, bermenschool.wp.com. Dipindahkan ke sini karena blog tsb sudah tidak digunakan.
Ayah masih di Jakarta pada acara Final Lap Sprint ASN di Plaza Bapindo Jakarta, ketika bundamu mengabarkan sudah berada di bidan dan sudah “bukaan 4”. Saat itu jelang pukul 12 siang, pembicara kedua tengah tampil di panggung. Ayah berharap dapat mendengarkan hingga pembicara keempat, James Gwee, guru ilmu selling dari Singapura, tapi kelahiranmu tentu lebih penting. Jadi ayah segera keluar dari ruangan dan agar tidak kehilangan ilmu dari Pak Gwee, ayah menyambar buku karyanya berjudul “Setiap Orang Sales Harus Baca Buku Ini” di stand depan seharga 60 ribu.
Tak sampai dua jam kemudian, saat masih di dalam bus kota, ayah mendapati kiriman beberapa foto dari bundamu. Alhamdulillah, kamu telah lahir. Tanggal 10-10-13, bertepatan dengan 5 Dzulhijjah 1434, pukul 13.45. Berat 3 kg tinggi 47 cm. Lancar dan cepat, normal dan sehat.
Alhamdulillah, sejak lahir kamu baik sekali telah membantu bundamu, dan akan begitu seterusnya. Di sini ayah merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bidan Titin Prihartini, tetangga beda blok di Komplek Ambuleuit, Karangtanjung Pandeglang Banten. Ini kali kedua beliau menolong persalinan bundamu. Dua-duanya berjalan cepat dan lancar, sehat dan normal. Dan yang tak kalah penting, sangat murah. Dua tahun lalu, ayah hanya mengeluarkan 700 ribu untuk kelahiran kakakmu (sudah termasuk obat infus dan pembuatan Akta Kelahiran), dan kali ini hanya 600 ribu (tidak pakai infus, belum termasuk Akta Kelahiran).
Tentang Namamu, Teguh Jiwa
Seperti terhadap kakakmu Cahaya Senja, untukmu pun ayah memilihkan nama yang mudah diucapkan, tak akan keliru ketika dituliskan, serta berasal dari bahasa kita. Teguh Jiwa. Artinya… (rasanya tak perlu diterjemahkan lagi).
Jika kelak engkau mendapati nama teman-temanmu yang panjang dan terdengar rumit, ketahuilah bahwa ayahmu ini menyukai sesuatu yang sederhana. Ayah meyakini, puncak dari segala yang benar, yang baik, yang indah, yang kuat, itu sederhana.
Ada tiga hal yang secara kebetulan dapat diasosiasikan dengan namamu. Ayah sebut kebetulan, karena bukan itu persisnya penyebab ayah menamaimu Teguh Jiwa.
Pertama, ayah dan bundamu mengagumi seorang motivator yang kata-katanya bercahaya bagaikan kitab suci. Dialah Mario Teguh. Ada namanya di namamu.
Kedua, ayah pernah kuliah di fakultas Psikologi, yaitu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ayah tidak bekerja di bidang ini dan juga sudah lupa ilmu apa saja yang ayah peroleh di sana. Tapi psikologi artinya ilmu jiwa. Namamu juga ada di situ.
Ketiga, ayah bekerja sebagai agen asuransi jiwa, yaitu di Allianz Life Indonesia. Demikian pula bundamu. Ada namamu dalam aktivitas yang setiap hari ayah dan bunda lakukan.
Lalu apa yang membuat ayah menamaimu Teguh Jiwa? Sebuah harapan, bahwa kelak engkau akan menjadi seseorang yang teguh jiwanya. Teguh dalam sesuatu yang positif, benar, dan baik.
Ayah percaya, jiwa yang teguh hanya akan muncul berkat pengetahuan, latihan, pengalaman, dan iman yang cukup. Jika engkau mendapati seseorang yang mudah goyah, pastilah ada yang kurang entah pada pengetahuannya, latihannya, pengalamannya, atau imannya.
Jiwa yang teguh adalah syarat seorang pemimpin. Itulah engkau akan menjadi. The next leader, pemimpin di jalan kebaikan, dalam bidang apa pun yang engkau geluti. Amin. [Asso]