di gunung karang pandeglang

DI KAMPUNGKU, DI GUNUNG

Malam selalu berkata, peluk aku.
Lalu aku memeluknya.
Tapi saat ia berubah menjadi pagi, ia berseru, lepaskan, lepaskan.
Aku tak mau, malah memeluknya lebih nafsu.
Ia meronta, menendangku ke sudut kamar, lalu berlari keluar.
Aku mengejar.
Tapi sesampainya di pintu, aku terpana.
Pagi tersenyum di depanku. Di telinganya sekuntum mawar. Di tangannya bunga matahari. Rambutnya berderai, berkilauan oleh embun.
Dan ia berkata, mandi sana, lekas. Habis itu baru kita bermain lagi. #

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *