Surat dari Raymond Chin untuk Presiden Joko Widodo, dimuat di kanal youtube Raymond Chin pada 25 Agustus 2024.

Kepada Bapak Presiden Joko Widodo

Saya rasa kali ini warga perlu benar-benar tahu apa yang sedang terjadi di Indonesia.

Kuasa Adiktif

Jadi dulu di sekolah sebenarnya kita diajarin tentang satu konsep yang namanya trias politika. Dia berasal dari bahasa Yunani yang artinya politik tiga serangkai. Karena kalau kita ngomong sistem politik sekarang kita ngomong tentang kekuasaan tidak boleh ada kekuasaan absolut pada suatu negara dan sistem ini sebenarnya mencegah itu.

Pemisahan Kekuasaan

Di Indonesia kekuasaan itu dibagi tiga, kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, kekuasaan yudikatif. Satu untuk membuat aturan, kedua untuk melaksanakan aturan, ketiga untuk menegakkan aturan. Dan konsep ini, tiga kekuasaan ini, enggak boleh sama sekali tercampur aduk karena kalau dikontrol sama satu orang kekuasaan akan bersifat absolut dan enggak ada yang namanya check and balance, di mana pemimpin bisa melakukan apapun sesuka hatinya seburuk apapun tindakannya dan rakyatlah yang akan menderita sedalam-dalamnya. Jadi enggak mungkin, kan, Pak, satu orang di Indonesia memiliki kekuasaan terhadap trias politika ini, karena sistem ini yang sebenarnya bikin Indonesia bisa pro rakyat, bukan pro keluarga kerabat atau kolega.

Kejanggalan di saat DPR secara cepat bisa mengubah UU ini, Mahkamah Konstitusi 21 Agustus, 22 langsung meeting DPR. Saya bangga sama kalian kerja lebih keras hebat sekali.

Saya sempat bertanya kenapa projek IKN yang sebesar itu bisa disahkan kurang dari 1 tahun. Bahkan dari yudikatif yaitu MK di mana anak dari bapak Presiden Joko Widodo yang di saat itu belum cukup umur untuk maju sebagai cawapres namun aturannya bisa secara kebetulan berubah. Di mana saat rakyat menyuarakan suaranya dugaannya anak dari bapak Presiden Joko Widodo sedang jalan-jalan ke Amerika menaiki private jet. Sungguh luar biasa cara kerja rezeki di negara ini.

Karena memang benar menurut opini dan analisa saya satu orang tidak bisa mengkontrol keseluruhan dari trias politika ini. Tapi apakah mungkin satu orang bersama dengan keluarga kerabat kolega mengisi posisi-posisi di tiga kekuasaan politik ini sehingga satu orang ini memiliki kekuasaan yang absolut bisa mengubah apapun sesuka hatinya bahkan menghancurkan negaranya sendiri.

Karena yang saya pelajari kekuasaan itu suatu zat yang sangat amat adiktif. Once you have it you never want to let it go.

Apabila satu orang ini terkena rumor untuk merunning tiga periode, jangan sampai ada yang baru ngomong tiga periode yang gagal karena ada aksi demo, lalu meneruskan kepada anaknya yang mungkin bisa menjadi calon wakil presiden, atau menciptakan posisi untuk satu orang ini yang sebelumnya mau pensiun sekarang bisa masuk ke Dewan Pertimbangan Agung yang notabene bisa mengontrol presiden selanjutnya, karena saya ngerti kekuasaan itu adiktif susah untuk melepaskannya.

Tapi ya saya berdoa itu tidak terjadi di Indonesia Pak, karena sangat bahaya kalau satu orang memegang kekuasaan absolut yang membuat keputusan bukan untuk rakyat tapi untuk keluarga kerabat dan kolega. Itu hanya analogi dan opini, Pak, tapi mungkin kita harus bahas satu persatu dari kekuasaan legislatif.

Kuasa Legislatif

Kalau kita ngomong tentang kekuasaan legislatif di Indonesia pasti enggak jauh-jauh dari kata DPR, Dewan Perwakilan Rakyat, yang harusnya mewakili suara dan harapan dan aspirasi seluruh warga negara Indonesia, yang dari suara-suara luar kok mereka bisa pelesatin jadi Dewan Penderitaan Rakyat, atau dulu Pak Ridwan Kamil pernah bilang Dewan Penipuan Rakyat, itu kata mereka, Pak. Enggak mungkin, kan, Pak, DPR jadi tukang tanda tangan atas arahan presiden.

Dan kalau kita ngomong tentang DPR kita enggak jauh-jauh ngomong tentang partai politik. Dan saya dengar kemarin yang ramai dibahas adalah Kim Plus, yaitu Koalisi Indonesia Maju, karena aturan yang paling baru untuk memajukan calon gubernur dibutuhkannya threshold 20% dari kursi DPR, berarti harus semakin banyak partai politik yang masuk ke satu koalisi untuk memberikan kekuatan absolut kepada satu calon. Jadi saya ngerti sih kenapa kekuasaan legislatif ini atau tanda kutip DPR yang diisi dengan parpol, opini saya tidak mau menurunkan threshold ke 7,5% karena nanti semua orang jadi bisa ikut, enggak bisa ngasih kekuatan absolut.

Kekuasaan absolut bisa menghancurkan konstitusi negara ini, tapi itu demokrasi, kan, Pak, jadi kesannya KIM Plus ini seperti berusaha untuk memonopoli suara dari DPR untuk memajukan seseorang. Semoga rumor yang saya dengar ini salah, bahwa KIM Plus ini dipegang atau dirangkul oleh satu individual yang sangat berkuasa karena hasil dari sini itu penting banget untuk dilaksanakan oleh kekuasaan eksekutif. Tapi saya mau bahas dari kekuasaan yudikatif dulu Pak, menegakkan aturan yang ada.

Kuasa Yudikatif

Orang tua saya selalu bilang sih kayak seorang ayah pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Pak Presiden Jokowi ini luar biasa hebat keluarga dan karir politiknya, di mana bapak Gibran bisa maju sebagai calon wakil presiden termuda dalam sepanjang sejarah Indonesia, seseorang yang semoga bukan untuk melanjutkan dinasti kepemimpinan bapak yang di saat pelantikan sebenarnya menurut aturan yang lama beliau tidak diperbolehkan untuk menyalon. Tapi saya ulangi, sungguh luar biasa cara kerja rezeki di negara ini, bahwa aturan bisa tiba-tiba berubah di mana anak dari Pak Jokowi bisa maju sebagai calon wakil presiden di umur yang sangat amat muda.

Tapi kita enggak lupa tentang anak yang kedua Pak yaitu bapak Kaesang. Saya sempat lihat beliau sudah kampanye luar biasa banyak, saya lihat di banner-banner dan beberapa di media lainnya. Padahal di saat itu bapak Kaesang ini belum sah sebagai calon gubernur, karena untuk maju di pilgub perlu minimal umur 30 tahun, baiknya di saat pendaftaran. Tapi anak bapak yaitu Kaesang berulang tahun ke umur 30 di tanggal 25 Desember 2024. Sayang sih, Pak, dikit lagi.

Dan luar biasa cara rezeki bekerja di negara ini Pak. Saya mendengar rumor bahwa aturan itu juga akan berubah. Jadi saya ngerti sih kenapa warga tuh menggaungi Garuda Biru sebagai tanda darurat, bahwa alangkah cara bekerja rezeki di negara ini kok kayak terlalu banyak memberi. Jadi kita bakal kawal Keputusan MK yang sekarang sudah tidak dipimpin oleh Anwar Utsman, yang kebetulan paman dari bapak Gibran, yang saya dengar tidak ikut rapat untuk keputusan batas umur dari Pilgub, yang ujung-ujungnya semua mengkerucut ke prinsip yang saya pegang secara erat.

Kuasa Eksekutif

The number one person in Indonesia di kekuasaan eksekutif. Ini kita ngomongin tentang peran sebagai presiden, menteri kabinet, dan saya spesifik akan membahas tentang KPK, sebuah ide brilian yang waktu itu diusung oleh bu Megawati. Karena kekuasaan pelaksana ini yang bertanggung jawab untuk memajukan ekonomi kita, yang sekarang kemiskinan masih buruk, ekonomi bertumbuh tapi tidak merata, kesenjangan orang kaya dan orang miskin tetap sangat jauh, pengangguran, dan mega project kita IKN.

Ini opini pribadi saya Pak, belum siap dan saya rasa IKN sangat amat terburu-buru karena mungkin ada prioritas lain yang menurut saya lebih penting daripada pembangunan IKN yang sangat amat terburu-buru menurut saya. Dan anehnya kita tahu Pak indeks korupsi kita tuh makin lama makin buruk, menunjukkan bahwa terjadinya korupsi di banyak sekali lembaga pemerintahan yang harusnya ini jadi ladang yang luar biasa hebat untuk KPK, tapi di bawah kepemimpinan Pak Presiden Joko Widodo di periode kedua lebih tepatnya tanggal 17 September 2019, KPK yang sebelumnya punya kekuatan yang utuh untuk menyidik semua yang bersalah dalam kasus korupsi, tiba-tiba menurut saya pribadi, dijegal segala ala kadarnya, jadi enggak bisa benar-benar menyidik dengan leluasa. Ini seperti kita tidak ingin KPK ini sukses, yang menurut saya, saya berhak untuk bertanya.

[Kutipan suara Bahlil: jadi kita harus lebih paten lagi soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita. Ini waduh ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu].

Sebenarnya saya kurang suka dengan term Raja Jawa yang disebut oleh pak menteri Bahlil Lahadalia, soalnya kalau berdasarkan filosofinya Raja Jawa akan melakukan segenap hati dan kekuasaannya untuk siapapun yang akan jadi penerusnya harus anaknya. Jadi saya kurang suka sebenarnya term itu. Yang saya dengar pak menteri Bahlil menggantikan posisi ketua umum Golkar yang sebelumnya dipegang oleh Bapak Airlangga, yang saya dengar Pak Airlangga ini mundur tanpa ada paksaan apapun, yang tiba-tiba muncul rumor tentang kasus korupsi yang dilakukan oleh beliau. Enggak mungkin, kan Pak, mereka dibiarkan korupsi agar ke depannya bisa diancam untuk mendukung Bapak, yang saya berharap tidak terjadi. Kekuasaan eksekutif sebagai presiden tidak disalahgunakan untuk mengontrol kekuasaan dengan mengancam kalau tidak support saya, saya akan membeberkan kasus korupsimu.

Itu saya cuma mengandai-ngandai dan berharap itu tidak terjadi. Apa jangan-jangan ini alasannya KPK dilemahkan. Dan banyak sekali Pak di eksekutif ini melakukan reshuffle kabinet yang saya lihat beberapa kebetulan. Dan luar biasa sekali cara rezeki bekerja di negara ini, adalah antara keluarga kerabat, atau kolega dari bapak Joko Widodo, yang mungkin saya harus rap up di chapter terakhir karena Bapak Joko Widodo ini sangat luar biasa dalam sentimen publik, artis-artis, influencer sangat banyak sekali Pak dukungannya, yang bisa seolah membuat apa yang salah terlihat benar ya.

Kuasa Manipulatif

[Kutipan suara Joko Widodo: Pemerintah menghormati putusan MK yang final dan mengikat. Kita hormati kewenangan dan keputusan dari masing-masing lembaga negara, itu proses konstitusional yang biasa terjadi di lembaga-lembaga negara yang kita miliki].

Kemarin saya baca sebuah tulisan oleh Tempo di mana saya melihat keindahan dan keajaiban rezeki negara ini, di mana bapak Jokowi ini dikelilingi oleh keluarga, kerabat, atau kolega yang dekat mengisi posisi-posisi dari trias politika ini. Semoga mereka tetap berkepentingan secara mandiri ya, karena gawat Pak kalau misalnya keluarga, kerabat, atau kolega ini bersatu dan menjadi kekuatan absolute itu sangat bahaya, bukan untuk rakyat lagi, tapi ya saya percaya itu tidak terjadi Pak.

Apalagi kalau kita ngomong di Indonesia menurut saya pribadi, cara kerjanya itu hukum + politik dan publikasi. Karena gimana cara orang tahu kita melakukan hal yang baik kalau tidak dikomunikasikan dengan baik. Dan saya lihat Bapak ini hebat didukung oleh banyak sekali influencer ternama yang followernya puluhan juta Pak, ramai-ramai jalan ke IKN, dulu saat peresmian Whoosh. Kalau banyak influencer ngepost dan mendukung Bapak, berarti Pak Jokowi ini luar biasa hebat.

Apalagi belakangan ini influencer-influencer yang besar kelihatan sering jalan-jalan dengan anaknya Bapak Presiden Joko Widodo. Bapak Gibran ini sangat-sangat luar biasa, di umurnya yang sangat muda yang mungkin untuk pak Jokowi butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat dukungan influencer, beliau belum dilantik aja udah dapat dukungan dari influencer, itu luar biasa sekali Pak. Sungguh luar biasa cara kerja rezeki di negara ini.

Tapi yang saya pelajari di Indonesia, dulu saya percaya sama quote “no viral no justice”, dan sama halnya selama punya publikasi dan kekuatan massa semua bisa dibuat seakan perspektif sesuatu yang salah menjadi hal yang benar.

Saya cuma mau berdoa yang terbaik untuk bapak Presiden, untuk bapak Gibran, untuk bapak Kaesang, dan untuk seluruh kerabat keluarga dan kolega dari bapak Jokowi, panjang umur dan amalnya diterima seumur hidupnya. Tapi yang saya paling berdoa Pak, tetap yang terbaik untuk Indonesia, yang terbaik untuk negara ini, tanpa dikorup oleh orang yang haus oleh kekuasaan. Dan kita berikan jalan yang luas untuk presiden kita selanjutnya yaitu Bapak Prabowo Subianto untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan utuh dan tanpa diganggu gugat oleh influence yang tidak berkepentingan.

Saya dengar Pak Jokowi mau pensiun, mau kembali ke kota Solo, saya sangat menantikan itu Pak, karena saya yakin Pak Pres ini capek menjalankan tugasnya di ranah eksekutif, yang saya rasa itu berat sekali, tapi ya ini semua saya rasa warga perlu tahu. Karena saya ulangi Pak, saya benar-benar sayang sama negara ini, saya rindu melihat Indonesia memegang nilai demokrasi yang tidak semu, saya rindu negara kita yang punya konstitusi yang kuat, saya rindu adanya check and balance antara trias politika ini.

Semoga Pak Jokowi baik-baik saja. Saya doakan yang terbaik untuk keluarga kerabat dan koleganya Pak, dan yang paling penting yang terbaik untuk Indonesia. [Raymond Chin adalah seorang pembicara ttg bisnis dan investasi di berbagai media sosial. Artikel ini merupakan transkrip dari video berjudul “Presiden Joko Widodo” di kanal youtube Raymond Chin]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *