KWATRIN TENTANG SEBUAH POCI
Pada keramik tanpa nama itu
kulihat kembali wajahmu
Mataku belum tolol, ternyata
untuk sesuatu yang tak ada
Apa yang berharga pada tanah liat ini
selain separuh ilusi?
sesuatu yang kelak retak
dan kita membikinnya abadi
1973
Tentang Goenawan Mohamad
Lahir di Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941. Salah satu penyair besar Indonesia, tergolong angkatan 66. Seorang intelektual yang memiliki pandangan liberal dan terbuka. Pendiri dan pemimpin redaksi Majalah Tempo. Salah seorang penandatangan Manifes Kebudayaan tahun 1963.
Karya-karyanya berupa puisi dibukukan dalam Parikesit (1969), Interlude (1971), Asmaradana (1992), Misalkan Kita di Sarajevo (1998).
Kumpulan esainya dibukukan dalam Potret Penyair Muda sebagai si Malin Kundang (1972), Seks Sastra dan Kita (1980), dan Setelah Revolusi Tak Ada Lagi (2001). Tak ketinggalan sejumlah bundel Catatan Pinggir, kolom yang setiap minggu ditulisnya di majalah Tempo.
Penghargaan yang pernah diraih, antara lain: Penghargaan Achmad Bakrie (2004), dan Dan David Prize (2006).