cacar air pada anak

Awal bulan Agustus, anak saya yang kedua terkena cacar air. Dia tidak masuk sekolah selama hampir dua minggu. Dan  setelah sembuh, minggu ini gantian anak saya yang ketiga mulai muncul ruam cacar, lalu keesokan harinya anak pertama saya yang terkena ruam.

Hal ini membuat saya kemudian mencari tahu perihal cacar air. Saya sudah tahu penyakit ini tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya, karena dulu waktu kecil pun saya pernah mengalami dan banyak teman-teman saya pun mengalami.

Jadi saya bertanya kepada Chat GPT tentang seluk-beluk cacar air. Saya tahu Chat GPT bisa salah, tapi pengetahuan tentang cacar air ini merupakan pengetahuan yang sudah umum.

Berikut hal-hal yang saya tanyakan kepada Chat GPT tentang cacar air dan jawabannya.

  • Apa ciri-ciri cacar air dan perbedaan dengan cacar lainnya?

Ciri-ciri Cacar Air (Varicella):

  1. Ruam yang khas:
    • Dimulai sebagai bintil merah kecil yang kemudian berubah menjadi lepuh berisi cairan (vesikel).
    • Lepuh ini pecah dan mengering menjadi keropeng dalam beberapa hari.
    • Ruam biasanya muncul di wajah, dada, punggung, dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, termasuk di dalam mulut, kelopak mata, atau alat kelamin.
  2. Demam:
    • Sering kali demam ringan hingga sedang mendahului munculnya ruam.
  3. Kelelahan dan rasa tidak enak badan:
    • Anak bisa merasa lelah, lesu, dan kurang nyaman beberapa hari sebelum ruam muncul.
  4. Gatal-gatal:
    • Ruam ini sangat gatal, dan menggaruknya bisa menyebabkan infeksi sekunder.

Perbedaan dengan Cacar Jenis Lainnya:

  1. Cacar Monyet (Monkeypox):
    • Ruam mirip dengan cacar air tetapi seringkali lebih besar, lebih dalam, dan lebih keras.
    • Biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
    • Cacar monyet lebih sering terjadi di daerah tropis Afrika dan dapat lebih parah.
  2. Cacar (Variola) atau Smallpox:
    • Smallpox sudah diberantas secara global, tetapi sebelumnya ditandai dengan ruam yang lebih parah dan mendalam.
    • Lepuh dari smallpox cenderung lebih besar dan lebih menyakitkan, dan mereka muncul secara merata di seluruh tubuh.
    • Smallpox memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan cacar air.
  3. Herpes Zoster (Shingles):
    • Disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster yang sama yang menyebabkan cacar air.
    • Ditandai dengan ruam menyakitkan yang biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf tertentu.
    • Biasanya terjadi pada orang dewasa yang pernah mengalami cacar air di masa lalu.

Ringkasan: Cacar air ditandai dengan ruam lepuh yang menyebar ke seluruh tubuh dan sering disertai demam ringan. Bedanya dengan cacar lainnya seperti smallpox atau cacar monyet adalah sifat dan distribusi ruam serta tingkat keparahan penyakit.

  • Berapa lama masa inkubasi cacar air?

Masa inkubasi cacar air, yaitu waktu antara paparan virus dan munculnya gejala, biasanya berkisar antara 10 hingga 21 hari, dengan rata-rata sekitar 14 hingga 16 hari. Selama masa inkubasi ini, anak yang terpapar virus belum menunjukkan gejala dan belum menulari orang lain.

Namun, ketika gejala pertama kali muncul (seperti demam, lemas, dan munculnya bintil-bintil), anak sudah bisa menularkan virus ke orang lain. Cacar air paling menular dari 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga semua bintil berubah menjadi keropeng.

  • Berapa lama proses terjadinya cacar air sejak muncul ruam sampai sembuh?

Cacar air biasanya berlangsung sekitar 7 hingga 10 hari sejak munculnya ruam pertama hingga sembuh sepenuhnya. Berikut adalah tahapan umum yang terjadi:

  1. Hari 1-2: Gejala awal seperti demam, lelah, dan sakit kepala mungkin muncul sebelum ruam pertama muncul.
  2. Hari 3-5: Ruam mulai muncul sebagai bintil-bintil merah kecil yang berubah menjadi lepuh berisi cairan dalam beberapa jam. Lepuh-lepuh ini kemudian pecah dan mengering menjadi keropeng.
  3. Hari 5-7: Bintil-bintil baru mungkin terus muncul selama beberapa hari, sehingga anak bisa memiliki bintil-bintil pada berbagai tahap perkembangan.
  4. Hari 7-10: Lepuh yang sudah kering akan membentuk keropeng. Saat semua bintil sudah mengering dan menjadi keropeng, anak tidak lagi menular.
  5. Setelah 10 hari: Keropeng akan perlahan mengelupas dan sembuh sepenuhnya dalam beberapa minggu.

Secara umum, anak dianggap sembuh dan tidak lagi menular ketika semua lepuh sudah mengering menjadi keropeng, biasanya sekitar 7-10 hari setelah ruam pertama muncul.

  • Apa yang harus dilakukan jika anak terkena cacar air?

  1. Istirahat dan Cukup Minum: Pastikan anak Anda mendapatkan cukup istirahat dan cairan untuk membantu tubuh melawan infeksi.
  2. Jaga Kebersihan: Mandikan anak dengan air hangat dan sabun yang lembut untuk menjaga kebersihan. Hindari menggosok atau menggaruk ruam, karena dapat menyebabkan infeksi sekunder.
  3. Obat Penurun Demam: Jika anak demam, Anda bisa memberinya obat penurun demam seperti parasetamol, sesuai dosis yang dianjurkan. Hindari aspirin, karena dapat menyebabkan sindrom Reye pada anak dengan cacar air.
  4. Obat untuk Mengurangi Gatal: Untuk mengurangi rasa gatal, Anda bisa memberikan lotion calamine atau antihistamin, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat.
  5. Hindari Kontak dengan Orang Lain: Cacar air sangat menular, jadi pastikan anak Anda tidak bersekolah atau bermain dengan anak lain sampai sembuh sepenuhnya. Biasanya anak dengan cacar air harus diisolasi hingga semua bintil mengering dan berubah menjadi keropeng.
  • Apa yang harus dihindari saat anak terkena cacar air?

Jika anak Anda terkena cacar air, ada beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan:

  1. Hindari Menggaruk Ruam:
    • Menggaruk ruam bisa menyebabkan infeksi bakteri sekunder, memperparah kondisi, dan meninggalkan bekas luka permanen. Potong kuku anak pendek dan jaga agar tangan mereka tetap bersih.
  2. Hindari Kontak dengan Orang Lain:
    • Cacar air sangat menular. Anak harus diisolasi dari anak-anak lain, terutama yang belum pernah terkena cacar air, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah hingga semua bintil berubah menjadi keropeng.
  3. Hindari Menggunakan Aspirin:
    • Jangan berikan aspirin atau produk yang mengandung aspirin kepada anak yang menderita cacar air. Penggunaan aspirin dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius yang dapat mempengaruhi hati dan otak.
  4. Hindari Mandi dengan Air Panas:
    • Air panas dapat memperparah gatal. Gunakan air hangat dan hindari sabun yang keras. Mandi oatmeal bisa membantu meredakan gatal.
  5. Hindari Makanan Asam atau Pedas:
    • Jika ada bintil-bintil di dalam mulut, hindari makanan asam atau pedas yang dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut.
  6. Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung:
    • Paparan sinar matahari dapat memperparah ruam dan membuat kulit lebih sensitif.
  7. Hindari Penggunaan Krim atau Losion yang Tidak Direkomendasikan Dokter:
    • Beberapa produk yang mengandung bahan tertentu dapat memperparah kondisi kulit. Hanya gunakan losion yang direkomendasikan oleh dokter, seperti lotion calamine untuk mengurangi gatal.
  8. Hindari Aktivitas Fisik yang Berat:
    • Pastikan anak cukup istirahat dan hindari aktivitas fisik yang berat agar tubuh bisa fokus pada proses penyembuhan.

Mematuhi panduan ini akan membantu mencegah komplikasi dan memastikan anak Anda pulih dengan baik dari cacar air.

  • Apakah cacar air bisa terulang kembali?

Setelah seseorang terkena cacar air (varicella), tubuh biasanya mengembangkan kekebalan terhadap virus tersebut, sehingga sangat jarang untuk terkena cacar air lebih dari sekali. Namun, virus penyebab cacar air, Varicella-Zoster Virus (VZV), tetap ada di dalam tubuh dalam bentuk tidak aktif setelah infeksi pertama.

Meskipun jarang terkena cacar air kembali, virus yang sama dapat aktif kembali di kemudian hari dan menyebabkan kondisi yang berbeda, yang dikenal sebagai herpes zoster atau shingles. Herpes zoster biasanya terjadi pada orang dewasa atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan ditandai dengan ruam menyakitkan di satu sisi tubuh.

Secara keseluruhan, cacar air sangat jarang terulang, tetapi jika seseorang mengalami gejala yang mirip dengan cacar air setelah sebelumnya terkena, mereka harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan diagnosis.

Demikian, semoga bermanfaat. []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *