15 tahun lalu aku pernah menulis catatan berikut ini di blog lama.
Jika kita serius ingin menjadi pengarang, inilah jenis bacaan yang perlu dijadikan modal:
– Karya-karya penting di tiap zaman atau angkatan. Kenapa karya penting? Karena kita tidak mungkin membaca semuanya. Lagi pula tidak seluruh karya pengarang besar bagus kualitasnya. Untuk karya-karya zaman sekarang, kita boleh memilih secara acak, berdasarkan judul atau pengarang, atau apa saja yang menurut kita bagus, atau berdasarkan resensi di media.
– Kritik sastra atau esai sastra atau pembahasan tentang suatu karya oleh kritikus. Kita bisa mendapatkannya di media massa (biasanya tiap hari Ahad), majalah sastra, dan buku.
– Karya sastra dunia. Untuk mudahnya, karya para pemenang nobel menjadi prioritas untuk dibaca. Di samping itu, banyak juga para pengarang besar yang tidak meraih nobel namun memiliki pengaruh besar dalam sastra dunia, misalnya Franz Kafka, Fyodor Dostoevsky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, Milan Kundera.
– Bacaan penunjang seperti filsafat, psikologi, sosiologi, agama, sejarah, dan disiplin2 lain, terutama bacaan yang merangsang pemikiran. Bacaan penunjang menentukan bobot karya yang kita tulis. Semakin luas bacaan kita, atau semakin dalam, dan kita mampu memasukkannya ke dalam karya kita, itu akan menjadi nilai tambah yang membuat sebuah cerita tidak berhenti sebagai cerita.
– Pada umumnya pengarang besar adalah juga seorang pemikir (intelektual). Pikiran-pikiran mereka terlihat pada karya-karya mereka. Meski tidak mudah mencapai tahap seperti mereka, setidaknya itu kita jadikan sebagai ideal.
– Membaca novel2 atau cerpen yang buruk adalah membuang waktu, kecuali karya itu punya teman sendiri dengan tujuan mengetahui pencapaiannya dan membandingkannya dengan pencapaian kita.
– Hal penting lain adalah, seorang pengarang perlu memiliki pendirian tertentu dalam sastra atau seni.
– Rumusnya sebetulnya sederhana: untuk menjadi yang terbaik, kita harus berkiblat kepada yang terbaik. Di bawah jenderal yang hebat tidak ada prajurit yang payah. Kacung seorang jenderal besar adalah prajurit hebat.
Sekarang aku sendiri tidak jadi pengarang, dan memang aku tidak melakukan semua yang kutulis di atas itu. Aku hanya jadi penulis blog untuk memasarkan asuransi. Blogku saat ini ada asuransihijau.com dan asuransibiru.com.
Hmm, jauh sekali bedanya antara jadi pengarang dengan penjual asuransi. Tapi itulah hidup, kita tak pernah tahu. Dan aku bersyukur dengan menulis di blog saja bisa mendapatkan nasabah asuransi. [Asso]