Saya mulai menjadi kreator konten di youtube pada bulan Maret 2020, bertepatan dengan awal pandemi covid-19 di Indonesia. Kanal youtube saya sempat mengalami beberapa perubahan nama dan isi, namun sekarang sudah fix dua saluran: Asep Sopyan dan Asso Music.
Dalam upaya menjadi kreator di youtube, saya banyak membeli barang-barang yang pada akhirnya tidak terpakai atau kurang maksimal penggunaannya. Nilainya setelah dijumlahkan ternyata lumayan juga, antara lain:
- Mic lavarier murah: 50 ribuan
- Mic wireless murah: 120 ribu
- Mic boya BY-M1: 135 ribu. Terjual kembali dengan harga 50 ribu.
- Mic wireless Costa True Dual Tx: 460 ribu. Sedang coba dijual kembali dengan harga 300 ribu.
- Mic condenser Rode NT-USB Mini: 1,5 juta. Sedang coba dijual kembali dengan harga 1,2 juta.
- Mic condenser BM8000: 200 ribu
- Voice Recorder Sony ICD-PX470: 600 ribuan. Telah terjual kembali dengan harga 450 ribu.
- Kamera digital Canon IXUS: 450 ribu
- Action cam Xiaomi Mijia 4K: 1,1 juta. Telah terjual kembali dengan harga 800 ribu.
- Lightning murah: 200 ribuan
- Kain hijau 1 x 1,5m: 100 ribuan
- Tripod gorilla 50 ribuan
Total 5 jutaan. Saya membeli semua itu sejak awal tahun 2020-an.
Bagaimana nasib barang-barang itu? Ada yang dibuang, ada yang disimpan di gudang, ada yang sedang saya jual kembali, dan ada yang sudah terjual.
Barang paling banyak dibeli terkait mikrofon. Pertama sekali pada awal 2020, saya membeli mik lavarier kabel yang murah, harga 50 ribuan. Sempat digunakan sekali untuk video tentang asuransi, tapi karena kualitasnya tidak bagus dan kabelnya pendek (hanya 1 meter kayaknya), saya pun membeli mik lavarier kabel merek Boya BY-M2 (2 mik).
BY-M2 ini barangkali merupakan pembelian terbaik saya, karena miknya masih saya pakai sampai sekarang. Kualitasnya menurut saya bagus sekali. Bisa anda dengar di video-video saya di kanal youtube Asep Sopyan.
Namun suatu saat, salah satu mik rusak. Yang satu lagi sebenarnya masih bagus, tapi saya mengira rusak dua-duanya. Jadi saya beli lagi mik Boya BY-M1 (1 mik). Namun mik yang kedua ini anehnya kualitasnya tidak sebagus yang sebelumnya. Jadi jarang saya pakai, dan belakangan saya berhasil menjualnya lewat Tokopedia seharga 50 ribu.
Lalu saya kembali ke Boya yang salah satu miknya rusak, dan masih saya pakai sampai sekarang. Sempat mencoba mik wireless murah seharga 120 ribu, tapi suaranya memang sember banget.
Saya lalu menginginkan mik yang bisa dipakai juga untuk merekam lagu secara langsung. Di sinilah beberapa pembelian gagal terjadi.
Ada mik kondenser BM8000 yang banyak dibahas di review youtube. Sayangnya ketika saya colok langsung ke lubang jack audio di HP, miknya tidak bunyi. Sialnya saya tidak mencari tahu masalahnya apa, akhirnya mik tsb masuk kotaknya lagi dan disimpan saja di atas lemari selama dua tahun. Belakangan saya tahu ternyata penyebabnya karena colokan jacknya itu 2 garis, yang harusnya 3 garis kalau untuk dicolok ke HP, jadi harus beli splitter. Setelah saya beli splitter, mik tsb memang bunyi saat saya rekam dengan kamera di HP, tapi kualitasnya kurang bagus. Jadi ya sudahlah.
Voice recorder Sony ICD PX-470 saya beli gara-gara melihat Alip Bata merekam gitar dengan perekam suara tsb. Tapi setelah saya coba beberapa kali, hasilnya kurang bagus, dan juga kurang praktis karena harus disinkronkan dengan video. Jadi barang tsb tidak terpakai juga.
Mik wireless Costa True tadinya saya kira pembelian yang bagus. Beberapa kali mik ini saya pakai untuk merekam lagu secara live, tapi setelah dibandingkan dengan mik Boya BY-M2 (yang ada kabelnya dan miknya tinggal 1), kualitas Mik Boya kabel masih lebih bagus. Saya sempat senang dengan noise cancelingnya yang bekerja dengan baik meredam kebisingan di luar, sempat saya pakai untuk beberapa video asuransi, tapi setelah saya perhatikan lagi, hasil suaranya jadi mirip robot. Jadi mik ini pun mau saya lepas.
Terakhir mengenai mik, saya beli mik Rode NT USB Mini. Rode merek yang lebih terkenal daripada Boya dan Saramonic. Tapi lagi-lagi mik ini pun tidak terpakai, karena butuh ruangan yang kedap suara agar hasilnya bagus. Mik ini sangat sensitif. Meski kardioid (satu arah), tapi berisik di luar masuk dengan leluasa.
Dan sekarang saya masih terus memakai mik Boya BY-M2. Tapi saya berharap bisa membeli mik wireless merek Saramonic Blink 500 ProX yang 2 mik dan khusus untuk HP android. Harganya 3,6 juta. Saya yakin inilah mik yang saya butuhkan dan akan terpakai dengan maksimal, baik untuk video podcast ttg asuransi maupun rekaman lagu secara live.
Itu tentang mik, yang menguras banyak energi dan waktu untuk melihat-lihat review, namun hasilnya masih banyak salah beli.
Saya juga menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mencari-cari kamera yang bagus. Tapi karena dana terbatas, saya coba beli yang bekas dulu. Ketemulah Canon IXUS 145 di OLX pada pertengahan 2020, harga 450 ribu. Tapi kamera digital ini rasa-rasanya masih kalah bagus dengan kamera HP. Aneh sekali. Sudah gitu batrenya hanya tahan 1-2 jam. Jadi barangnya hanya memenuhi gudang sampai sekarang.
Saya sempat hampir membeli kamera mirrorless Canon 550D dari teman, tapi setelah dicoba pakai selama sehari, rasanya saya butuh waktu untuk belajar cara menggunakannya supaya hasilnya maksimal.
Lalu pada pertengahan 2021 saya membeli action camera merek Xiaomi Mijia 4K bekas seharga 1 juta. Saya berniat menjadi vlogger gowes, dan memang sering saya pakai untuk memvideokan kegiatan gowes saya dan komunitas. Tapi video-video gowes saya kurang laku di youtube, selain itu saya merasa video kayak gini tuh kurang bermanfaat bagi pengunjung. Jadi saya hentikan membuat vlog dan mengistirahatkan kamera aksi tsb.
Ada beberapa lagi pembelian yang kurang bermanfaat, terkait lighting, greenscreen, speaker pendukung, dll. Ya, semua itu pembelajaran bagi saya. Tapi entah apa pelajarannya. Dan sebagai manusia masih mungkin ke depan saya akan salah beli lagi.
Sudahlah, tidak perlu terlalu dipikirkan.
Selain barang-barang yang salah beli, saya juga mensyukuri beberapa barang yang sangat bermanfaat setelah dibeli. Antara lain mik Boya BY-M2 (harga di bawah 300 ribuan) dan tripod Costa (harga 150 ribuan). Lalu ada gimbal Feiyu, harga 1 jutaan, yang meskipun jarang dipakai tapi sangat berguna pada saat dibutuhkan. Ada lagi layar hijau ukuran 2×3 meter berikut tiangnya, harga hampir 500 ribuan, yang beberapa kali saya pakai untuk membuat video klip lagu. Meski sekarang jarang dipakai tapi tetap saya simpan karena masih mungkin saya pakai kembali.
Demikian. [Asso]